Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kelapa Sawit : Dari tanaman impor era kolonial ke penggerak utama roda perekenomian

Kelapa Sawit : Dari tanaman impor era kolonial ke penggerak utama roda perkenomian
Picture by Alexacrib

Kelapa Sawit
- Industri sawit telah menjadi pilar penting perekonomian Indonesia. Pasalnya jenis tanaman satu ini mampu menjadikan Indonesia bertengger di urutan pertama sebagai negara produsen sekaligus konsumen sawit terbesar di dunia. Dengan demikian pemasukan negara pun turut bertambah. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi? 

Perlu sobat ketahui, dilansir dari theguardian.com, Organisasi Pangan dan Pertanian PBB pernah menuturkan bahwa total produksi  global kelapa sawit mencapai 50 juta ton pada tahun 2012, hampir dua kali lipat jumlah yang diproduksi pada tahun 2002. Dan yang perlu sobat garis bawahi, sekitar setengah dari pasokan minyak kelapa sawit global berasal dari Indonesia, sebuah rumah bagi petak hutan hujan tropis terbesar ketiga di dunia, setelah Amazon dan Lembah Kongo. Keren sekali bukan? 


Kelapa Sawit Andalan Ekonomi Nasional

kelapa sawit pahlawan devisa negara
Picture by Alexacrib

Dewasa ini, kelapa sawit Indonesia telah berkembang menjadi salah satu komoditas yang paling penting di dunia. Dalam hal produksi, saat ini Indonesia telah menjadi negara nomor satu dan mampu mengalahkan negara Malaysia. Dari 64 juta ton produksi global sawit di seluruh dunia, Indonesia mampu menyumbangkan 35 juta ton (lebih dari setengah produksi global kelapa sawit). Lalu apa kunci dibalik prestasi Indonesia ini?

Pada hakekatnya prestasi ini dapat diperoleh karena kehebatan Indonesia yang mampu menguasai supply chain dari bahan baku hingga produk akhir, yang dimana mengandung 87 persen komponen domestik. Dengan berbekal penguasaan tersebut, tak salah jika kelapa sawit Indonesia dan produk turunannya mampu bersaing di pasaran dunia.


Sawit Kuat Indonesia Hebat

Sawit Kuat Indonesia Hebat


Kelapa sawit tidak hanya menjelma menjadi penyumbang devisa negara paling besar dari pertumbuhan nilai ekpor yang kian melejit, namun kelapa sawit juga mampu menjadi penggerak perekonomian
wilayah, penyerap tenaga kerja dan penuntas kemiskinan di pedesaan. Kelapa sawit telah berkembang dari 300 ribu ha di tahun 1980 dan menjadi 16,1 juta ha (menurut data GAPKI) dengan produksi CPO yang tak kalah besarnya yaitu 40 juta ton.

Hal tersebut juga di ikuti dengan pertumbuhan pangsa perkebunan rakyat yang terus meningkat, tercatat saat ini telah berkembang menjadi 52 persen dari seluruh luas kebun. Lalu bagaimanakah dengan tenaga kerja yang mampu terserap?

Secara umum, jumlah tenaga kerja yang terserap pada industri minyak sawit terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, tercatat 2 juta orang di tahun 2000 menjadi 7,8 juta orang ditahun 2016. Hal ini menunjukkan bahwa kelapa sawit memang benar-benar pahlawan kemiskinan nasional.


Pertumbuhan Jumlah Tenaga Kerja Pada Perkebunan Kelapa Sawit
Pertumbuhan Jumlah Tenaga Kerja Pada Perkebunan Kelapa Sawit (orang)
Sumber: Kementrian Pertanian (2015)

Berdasarkan data tersebut di atas, sudah jelas bahwa kelapa sawit memang memiliki peranan yang sangat besar dalam roda perekonomian nasional.

Menurut Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, industri kelapa sawit saat ini mampu menyerap 16,2 juta orang tenaga kerja dengan rincian 4,2 juta tenaga kerja langsung dan 12 juta tenaga kerja tidak langsung. Sungguh pencapaian yang luar biasa!

Bambang juga menjelaskan produksi kelapa sawit dan produk turunannya mampu menyumbangkan Produk Domestik Bruto (PDB), menopang pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan kinerja ekspor Indonesia. Menurut beliau, pada 2016 nilai ekspor kelapa sawit Indonesia mencapai Rp 240 triliun.

"Itu bahkan melebihi nilai ekspor migas kita. Tren ekspor menunjukkan peningkatan dan ke depan juga industri ini bisa lebih banyak menciptakan lapangan kerja," ujar Bambang

Prestasi ini tentu pencapain yang luar biasa dan sangat membanggakan, ditengah kampanye negatif yang senantiasa mengusik dan membayangi. Sawit menghadapi banyak tantangan berupa kampanye hitam internasional terhadap minyak sawit. Suatu kampanye persaingan ekonomi dunia yang umumnya lazim bila terjadi dengan tujuan untuk melumpuhkan produksi minyak sawit kita.

Pada tahun 2050 nanti dunia memerlukan tambahan 60-170 juta ton minyak nabati untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang semakin meningkat dan pola konsumsinya yang juga berubah. Menghadapi permasalahan ini, dunia punya dua pilihan yang untuk memenuhi permasalahan tersebut yakni dengan minyak kedelai atau minyak sawit.

Jika ekpansi kebun kedelai yang dipilih, maka dunia harus menyiapkan lahan seluas 120-340 juta hektare. Namun, jika ekspansi kebun sawit yang dipilih sebagai alternatif permasalahan tersebut, dunia hanya perlu menyiapkan sepersepuluh dari lahan kebun kedelai yang dimaksud diatas, yakni 12-34 juta hektare.

Dengan demikian bisa kita simpulkan, bahwa ini merupakan peluang besar bagi kelapa sawit Indonesia untuk lebih berkembang, sehingga skema usaha dan manajemen perkebunan yang berkelanjutan juga semakin penting untuk diprioritaskan terutama dalam perluasan penerapannya. Dukungan pemerintah secara nyata merupakan hal yang sangat dibutuhkan.



Itulah sedikit ulasan mengenai kelapa sawit sang pahlawan devisa negara. Semoga bermanfaat dan jangan lupa di share ya sobat! Sawit Kuat Indonesia Hebat!



3 comments for "Kelapa Sawit : Dari tanaman impor era kolonial ke penggerak utama roda perekenomian"

close